Kamis, 20 Maret 2008
Hujatlah Daku
Engkau bagaikan oase di gersang jiwa
Mengalir menyejuki lepaskan dahaga
Ingin ku pahat abjad di tembok nirwana
Mengukir sebuah nama dan cinta untuknya
Namun angkasa sulit ku rasa
Hanya ku pandang sebatas biru dan mega
Engkau nan indah seindah purnama
Takkan aku biarkan tertutup gerhana
Meski kencana mencoba menggoda
Di gelanggang angan cinta ku rasa dengan Takzim
Tak pernah berubah hingga berganti iklim
Oleh rupa yang kini telah intim
Selalu mengunjungi sanubari hingga bermukim
Hujatlah daku menjadi Wanita terakhirmu
Sesatkan aku di langit – langit jiwamu
Ijinkanlah dirimu tempat pertapaanku
Mengabaikan diri di telaga cintamu
0 komentar: to “ Hujatlah Daku ”
Posting Komentar